3.3.a.9. Koneksi Antarmateri - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

Modul 3.3 berhubungan dengan praktik di lapangan berkaitan dengan program yang berdampak pada murid. Modul 3.3 merupakan modul pamungkas atau modul yang terakhir dari rangkaian modul dalam Diklat calon guru penggerak.

Kesemua modul merupakan pengetahuan utama bagi guru untuk mempersiapkan murid menjadi individu yang bermanfaat bagi diri mereka sendiri dan juga masyarakat. Program yang berdampak pada anak adalah merencanakan program yang mengedepankan kepemimpinan murid, sehingga apa yang mereka dapat di sekolah bisa menjadi bekal mereka dalam kehidupan mereka ke depannya.

Program yang berdampak pada murid adalah program yang meningkatkan keberpihakan pada murid, yang menguatkan apa yang kita miliki , mengajarkan anak atau mendorong kebermaknaan atau komitmen kepada mereka, dan implementasi kepemimpinan murid atau secara kontekstual.

Dalam menerapkan program yang berdampak pada murid terutama mengembangkan kepemimpinan murid, maka guru melibatkan siswa dalam 3 proses yaitu

Plan atau perencanaan program

Implement/penerapan program

Evaluationatau evaluasi program

Kepemimpinan murid adalah bagaimana murid mengambil peran aktif dalam pendidikan

Kepemimpinan murid itu mengacu pada tiga hal penting yaitu: 1) Voice, ikut mengajak siswa ikut bersuara tau menyampaikan pendapat nya , 2) Choice, bagaimana guru memberikan pilihan- pilihan atau choice kepada anak didik, 3) ownership, dimana anak anak akan memiliki

Hal yang menarik adalah bahwa ketika kita memiliki sebuah program atau ide akan sebuah program yang akan dikembangkan di sekolah haruslah bermula dari pemetaan aset atau sumber daya di sekolah, barulah sebuah program akan lebih terarah dan memiliki tingkat kesuksesan dan keberhasilan yang tinggi.

Setelah melakukan pemetaan terhadap aset atau sumber daya sekolah barulah sebuh program yang berdampak pada murid bisa direncanakan berbasis aset yang ada. Berikut adalah 4 alat bantu yang membantu dalam merencanakan sebuah program yang berdampak pada murid di sekolah :

  • Tahapan bagja
  • 7 aset atau modal
  • Tipe resiko
  • 12 pedoman MELR

Tahapan BAGJA

Tahapan BAGJA merupakan sebuah model yang digunakan untuk melakukan perubahan berbasis potensi atau kekuatan atau asset yang ada.Model BAGJA disusun untuk memastikan sebuah program berdampak pada murid atau tidak.

Berikut 5 tahapan BAGJA atau 5D yang bisa menajdi pedoman penyusunan program berdampak pada murid:

  1. Buat Pertanyaan, pada tahapan ini berisi pertanyaan utama untuk mentukan arah penelusuran.
  2. Ambil pelajaran, berisi tahapan atau langkah untuk menuntun pengambilan pelajaran
  3. Gali mimpi, berisi tahapan menyusun mimpi atau narasi keadaan ideal
  4. Jabarkan Rencana, berisi tahapan identifikasi tindakan yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan
  5. Atur eksekusi, merupakan tahapan untuk membantu transformasi rencana menjadi nyata, yang berisi langkah-langkah konkrit mewujudkan tujuan.

7 aset atau modal

Berbicara program pendidikan yang ada di sekolah, maka diperlukan pemetaan 7 aset atau sumber daya yang ada di sekolah.sebagai asset atau kekuatan untuk merencanakan program yang berdampak pada murid. Aset atau modal itulah yang menjadi kekuatan atau sumber daya sekolah. Pemetaan penting dilakukan untuk mengetahui mana asset atau sumberdaya yang paling potensial untuk dikembangkang, maupun mana modal yang selama ini kurang diberdayakan. Setelah pemetaan dilakukan, maka pengelolaan asset menajdi hal yang utama dilakukan, terutama pengelolaan asset yang berdampak pada murid.

MELR Monitoring , Evaluation, Learning dan Reporting

• Monitoring

monitoring adalah proses menghimpun informasi dan analisis internal dari sebuah proyek atau program

• Evaluasi

Evaluasi adalah sebuah penilaian retrospektif secara periodik pada satu proyek atau program yang telah selesai. Biasanya kegiatan evaluasi melibatkan penilai luar yang independen

Monitoring dan evaluasi, atau lebih mudah disingkat dengan M&E, perlu disinergikan dengan kegiatan atau program yang sedang berjalan dengan melakukan perencanaan, tindakan, dan refleksi. Ketiga aktivitas ini menjadi sebuah siklus yang dapat dilakukan berulang-ulang.

Ada dua belas prinsip dasar yang dapat digunakan sebagai pedoman

Dalam melakukan monitoring dan evaluasi, menurut Kertsy Hobson

1) Pertama, Tahap awal sebelum melakukan monitoring dan evaluasi adalah mengetahui alasan mengapa monitoring dan evaluasi dibutuhkan.

2) Kedua adalah menyetujui prinsip-prinsip yang menjadi pedoman

3) Ketiga, menentukan program atau proyek yang perlu dimonitor

4) Keempat adalah menentukan siapa saja yang terlibat dalam setiap tahapan monitoring dan evaluasi

5) Kelima, adalah menentukan topik kunci dan pertanyaan untuk melakukan investigasi.

6) Keenam adalah mengklarifikasi sasaran, tujuan, aktivitas, dan langkah-langkah untuk berubah

7) Ketujuh adalah mengidentifikasi informasi yang perlu diketahui.

8) Kedelapan adalah memutuskan bagaimana informasi diperoleh.

9) Kesembilan, menilai kontribusi/pengaruh yang diberikan.

10) Kesepuluh adalah menganalisis dan menggunakan informasi.

11) Kesebelas adalah menjelaskan data

12) Kedua belas adalah tentang etika dan proteksi data.


Beberapa konsep penting yang menjadi kunci dalam strategi dan desain program atau proyek adalah :

Aim (dampak yang diinginkan), yaitu dampak akhir yang ingin diraih pada kehidupan orang lain atau lingkungan

Objective (tujuan; outcome yang diinginkan), yaitu perubahan-perubahan yang perlu dilakukan untuk mencapai dampak yang diinginkan)

Output, yaitu hasil cepat yang diraih dari satu kegiatan yang dapat berkontribusi terhadap tujuan yang ingin dicapai (objective).

Activities, yaitu kegiatan program atau kegiatan proyek yang sedang dilakukan sebagai proses memperoleh output yang diinginkan.

Inputs, yaitu semua yang diperlukan selama melakukan kegiatan program atau proyek, seperti manusia, keuangan, organisasi, teknis, dan semua sumber daya

Mengapa M dan E penting?

 Bagian penting dari M&E adalah menilai pengaruh atau kontribusi kegiatan terhadap dampak atau outcome yang dapat diobservasi. Untuk melihat pengaruh atau kontribusi yang dapat dirasakan, penilaian dapat dengan melakukan kontrol secara acak, atau melakukan penilaian retrospektif.

 Tujuan utama dari monitoring adalah untuk mendukung pengambilan keputusan internal dan perencanaan sehingga dilakukan analisis secara periodik, menilai, dan menggunakan informasi tersebut.

• Learning

Learning atau pembelajaran merupakan sebuah proses refleksi yang harus dilakukan dalam sebuah program sekolah sebagai sebuah kerangka kerja pembelajaran (Learning) yang membahas aspek utama yang perlu dipertimbangkan ketika meninjau suatu pengalaman atau sebuah program. Learning ini terdiri atas empat tahapan yaitu:

1) Fact (Fakta ): Catatan objektif tentang apa yang terjadi

2) Feeling (Perasaan): Reaksi emosional terhadap situasi

3) Finding (Temuan): Pembelajaran konkret yang dapat diambil dari situasi tersebut

4) Future (Masa Depan): Menyusun pembelajaran digunakan di masa depan


• Reporting

Menurut Himstreet, et al. (1983), laporan adalah pesan yang disampaikan secara sistematis dan objektif yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari satu bagian organisasi kepada bagian lain atau lembaga lain untuk membantu pengambilan keputusan atau memecahkan persoalan

Tujuan penyusunan laporan adalah untuk menjadikan informasi yang disampaikan jelas dan mudah dipahami. Oleh karena itu, materi laporan yang disampaikan hanya yang perlu diketahui oleh pihak pembaca

Manajemen Resiko

Manajemen resiko adalah sebuah langkah awal yang yang dapat di lakukan untuk mengantisipasi segala yang kemungkinan besar yang dapat terjadi, termasuk juga dalam merencanakan dan melaksanakan program pendidikan.

Beberapa jenis resiko antara lain:

1) Resiko strategis, resiko yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasi mencapai tujuan

2) Resiko operasional, resiko berhubungan dengan kelangsungan proses manajemen

3) Resiko Finansial, merupakan resiko yang mungkin akan berakibat pada berkurangnya aset

4) Resiko Pemenuhan, resiko yang berkaitan dengan kemampuan proses dan prosedur internal untuk memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku

5) Resiko Reputasi, yaitu resiko yang berdampak pada reputasi lembaga

Ad beberapa tahapan yang dilalui dalam melaksanakan manajemen resiko:

 Identifikasi jenis resiko

 Pengukuran resiko

 Melakukan strategi dalam pengendalian resiko

 Melakukan evaluasi terus menerus dan berkelanjutan


B. Kaitan Antar Materi

Modul 3.3 merupakan modul penghujung dari serangkaian modul dalam diklat calon guru penggerak. Modul 3.3 adalah modul yang mengajak saya berpikir ulang atas semua yang pernah saya alami dalam keseharian saya sebagai guru, melakukan refleksi yang lebih mendalam dalam pembelajaran dan peran saya di sekolah seutuhnya.

Program yang berdampak pada murid adalah program yang melibatkan murid dalam kegiatan atau program yang kita buat.

MODUL 1.1, mengenai filosfi Ki Hadjar Dewantara, dimana peran guru adalah menuntun egala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak sehingga mereka bisa selamat dan bahagia sebagai individu masyarakat. Sehingga dalam mengelola program yang berdampak pada murid haruslah menitikberatkan pada keterlibatan murid dan berorientasi pengembangan potensi atau kodrat anak mengembangkan ketrampilan-ketrampilan atau kepemimpinan dalam diri mereka sehingga bisa selamat dan bahagia dan bisa bermanfaat untuk mereka baik sebagai individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam modul ini juga penghambaan pada murid lebih ditekankan pada bagaimana melihat murid sebagai pribadi yang utuh,dan menuntun anak didik sesuai kodratnya dengan mengelola program- program yang berdampak pada murid.

MODUL 1.2, Mengenai nilai dan peran guru penggerak, menitikberatkan pada dasar nilai atau pedoman seorang guru dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid. Nilai- nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid merupakan nilai nilai yang harus di pedomani dalam menyusun program yang berdampak pada murid. Selain itu guru penggerak tidak hanya berkutat atau berperan sebagai pemimpin dalam pembelajaran di kelas, namun memiliki tanggungjawab sebagai pemimpin dalam hal pengelolaan program yang berdampak pada murid di sekolah.

MODUL 1.3, Dalam merencanakan dan mengelola program yang berdampak pada murid dilakukan dengan menggunakan pendekatan inkuiri Apresiatif model BAGJA, dengan terlebih dahulu memetakan aset atau sumber daya sekolah, dan mengembangkan aset atau potensi yang bisa dikembangkan untuk merencanakan program yang berdampak pada murid.

MODUL 1.4 tentang budaya positif, berupa lingkungan yang mendukung perkembangan siswa terutama kekuatan kodrat pada anak-anak. Sebagai petani, maka guru berperan memaksimalkan sumber daya lingkungan yang positif, mengembangkan budaya positif agar anak anak bertumbuh sesuai kodratnya dan mendukung program yang berdampak pada murid.

Modul 2.1, Pada modul ini seorang guru penggerak dibekali dengan pembelajaran berdiferensiasi sebagai metode pembelajarn yang berpihak pada murid karena berdasar pada pemetaan kebutuhan belajar anak yang beragam. Pemetaan kebutuhan belajar anak menjadi dasar guru dalam mengelola program yang berdampak pada murid, karena kekutaan anak yang beragam menjadi aset atau modal melakukan diferensiasi program yang berdampak pada murid dan sesui dengan kebutuhan murid.

Modul 2.2, Pada modul 2.2 ini seorang guru dibekali pengetahuan bagaimana mencapai tujuan pendidikan, mengantarkan anak-anak mencapai kebahagiaan dan keselamatan dengan mengembangkan aspek sosial emosioanal pada diri anak. Tehnik mindfulness menjadi strategi pengembangan lima kompetensi sosial emosional yang didasarkan pada keberpihakan pada murid dan dilakukan untuk tujuan sebesar besarnya memiliki dampak pada anak-anak.

Modul 2.3. tentang coaching yang merupakan sebuah tehnik atau strategi seorang pemimpin pembelajaran untuk menuntun anak, untuk menggali potensi anak dan memaksimalkannya. Coaching memberikan kesempatan anak-anak berkembang dan menggali proses berpikir pada diri. Dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid, maka coaching dapat digunakan sebagai strategi untuk mengembangkan sumber daya murid, mengembangkan kepemimpinan murid, menggali potensi murid untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu keselamatan dan kebahagiaan anak yang setinggi- tingginya.

MODUL 3.1, Seorang guru dibekali dengan pengetahuan bagaimana mengambil keputusan. Keputusan yang diambil harus dengan alasan keberpihakan pada murid. Dasar, prinsip, serta paradigma atau nilai dalam pengambilan keputusan hendaknya bisa mendukung dan tetap dipegang teguh dalam mengambil keputusan terutama yang berhubungan dengan dilema etika dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid.

Modul 3.2 Membahas tentang pengelolaan sumber daya, dimana seorang pemimpin harus mulai melakukan pemetaan aset- aset yang ada di sekolah, apa yang dimiliki untuk dimanfaatkan, sehingga paradigma berpikir haruslah melihat segala sesuatu dengan sisi yang positif atau berbasis aset. Dengan berpokus pada apa yang kita miliki, berpokus pada aset maka pengelolaan program yang berdampak pada murid dapat terenacana dengan berjalan dengan baik.

Kaitan antara pemetaan sumber daya dengan perencanaan program sekolah yang berdampak pada murid.

Pada modul 3.2 kita mengetahui ada 7 aset utama atau disebut sebagai modal utama, yaitu: Modal Manusia, Modal Sosial, Modal Fisik, Modal Lingkungan/alam, Modal Finansial, Modal PolitiK, Modal Agama dan budaya. Dengan mengetahui sumberdaya yang ada di sekolah, maka sebagai pemimpin, guru harus bisa memetakan 7 aset atau modal utama dalam sekolah tersebut, dan mengidentifikasi sumber daya yang potensial untuk dikembangkan menjadi sebuah program yang berdampak pada murid. Sehingga program bertumpu pada pemetaan dan pengelolaan ketujuh aset sekolah atau sumber daya tersebut untuk kepentingan dan dan keberpihakan pada murid.

“Maka seorang pemimpin pembelajaran harus bisa mengelola asset yang ada dengan pendekatan positif agar bisa memanfaatkan asset yang ada untuk kepentingan pembelajaran yang berkualitas,dan mengelola program yang berdampak pada murid sehingga bisa mewujudkan siswa yang selamat dan bahagia”

Kaitan dengan peran saya sebagai guru penggerak adalah bahwa tugas saya adalah mewujudkan merdeka belajar pada siswa siswa saya di sekolah, sehingga dalam menjalankan peran tersebut, maka peran saya sebagai guru adalah menuntun kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak murid saya yaitu dengan mengembangkan potensi pada anak didik saya dengan mengembangkan program yang berdampak pada murid dengan terlebih dahulu memetakan aset atau sumber daya sekolah, dan mengelola sumber daya tersebut untuk merancang program yang berdampak pada murid menggunakan pendekatan inkuiri Apresiatif model BAGJA, dan menggunakan srategi MELR dan manajemen resiko untuk memastikan program yang berdampak pada murid.

0 Response to "3.3.a.9. Koneksi Antarmateri - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid"

Post a Comment

Flag Counter